http://hotfile.files.wordpress.com/2008/08/oil-rig2.jpg

Sabtu, 09 Januari 2010

PENGONTROLAN LUMPUR

5.1 Maksud/Tujuan

Ini adalah prosedur pengontrolan sifat-sifat fisik lumpur pemboran selama operasi pemboran berlangsung. Pengontrolan ini diperlukan untuk memperbaiki dan menjaga sifat-sifat lumpur pemboran, sehingga dapat berfungsi secara optimum.

5.2 Umum/Defenisi
1. Penanganan lumpur pemboran adalah salah satu tanggung jawab Company Man. Hal ini memerlukan pengetahuan mengolah lumpur yang memadai baik secara mekanis maupun kimia, kemampuan untuk melihat seluruh kondisi lumpur dan hasil-hasil uji, dan pengamatan secara rutin untuk mengevaluasi perubahan sifat-sifat fisik lumpur.
2. Lubang dipermukaan dan bagian tekanan normal dan lubang intermediate biasanya dibor dengan menggunakan berat lumpur minimum dan dengan viskositas yang paling rendah, sehingga masih mampu membersihkan lubang bor dengan baik. Sistim lumpur ini biasanya desalted water gel system dengan penambahan bahan kimia (lignit) untuk dispersinya. Berat lumpur mencapai 9.5 ppg (SG. 1.14) pada lubang intermediate atau sesuai dengan kondisi lapangan, persiapan yang dilakukan sebaiknya untuk memecahkan lumpur menjadi suatu lightly treated systim yang stabil yang mampu untuk menambah berat tanpa menghasilkan sifat fluida abnormal. Desilter harus dijalankan secara rutin untuk menjaga agar akumulasi padatan kecil.
3. Sebelum memulai perawatan secara kimia sebaiknya lumpur pada kondisi viskositas minimum (40 sec.MF) dan dengan kandungan padatan serendah mungkin.
4. Mulai dari awal, perawatan lumpur (chemical treatment) dilakukan sampai sumur selesai, Company Man, Mud Engineer, dan Rig Superintendent, selalu bekerja sama dalam menangani sifat- sifat lumpur. Uji harus dilakukan sebagaimana mestinya dan dilakukan evaluasi secara tepat agar didapat suatu sistim lumpur yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar