http://hotfile.files.wordpress.com/2008/08/oil-rig2.jpg

Rabu, 20 Januari 2010

Hobi Ngomong

Sejak kecil aku bicara dalam Bahasa Indonesia setengah baku. What’s that? Bahasa Indonesia baku sih…tapi hampir semua kata dengan akhiran “kan” dan “i” diganti dengan “in”, gitu juga dengan partikel, hanya dalam kondisi bercanda ato lagi puitis kalee kalo aku mengeluarkan kata-kata dengan partikel “lah, kah, tah, pun”, sehari-hari partikel yg mengiringi kata-kataku adalah “sih, dong, deh, tuh”. Belakangan setelah menikah, setelah terjadi percampuran budaya, partikel “mah, euy, atuh” juga ikut hadir. Errr….kayaknya kalo gitu sih, bukan Bahasa Indonesia setengah baku lagi ya? Mungkin seperempat baku malah… :D
Sampai SMP aku masih berbicara dalam bahasa setengah baku tadi. Di SMA, ternyata anak-anak kota itu (aku tinggal dan sekolah sampai SMP di pinggiran Kota Bandung, jadi aku anak kampung dong!), temen-temen di sekolah bicara campur aduk, Bahasa Indonesia seperempat baku yang kata ganti orang pertamanya jadi “gue” sementara kata ganti orang keduanya jadi “elo” dan seringkali juga mereka berbicara dalam Bahasa Sunda kelas pasar. Haiyyyah…gegar budaya deh aku waktu masuk SMA dulu. Puluhan cerita lucu terjadi gara-gara aku salah mengartikan kata dalam Bahasa Sunda. Walau sejak SD sampai SMP aku belajar Basa Sunda, tapi…itulah bahasa, akan menguap kalau tidak dipakai.
Ada yang baru lagi di SMA, aku dan kawan-kawan dekat sering berbicara dalam bahasa sandi yang kuncinya sering kami apdet apabila kawan-kawan diluar kelompok kami udah mulai mengendus arti kata-kata yang kami lontarkan. Waktu SMP, dengan teman dekatku, kami cukup saling mengeluarkan sandi internasional untuk inisial teman yg ingin kami gosipin. Contoh nih, aku mau bilang kalau si Tunjung hari ini keliatan cakep, aku cukup bilang, “Tango lagi cakep” atau sobatku ingin bilang kalo kecengannya, Yuliawan, belum nampak seharian, dia cukup bilang “Yankee kemana ya?” Hihihi…masih gampang ditebak banget kan bahasa sandinya?:-P
Di SMA, kreativitas aku & temen-temen selalu tertantang untuk menciptakan sandi-sandi baru. Bentar…bentar, lagi nyoba ngerecall memory nih…owiyah, untuk di awal-awal, bahasa sandi kami cukup dikasih sisipan “in” di tiap SUKU KATA yang kami ucapkan. Suku kata lho. Dan kami harus mengucapkan dengan kecepatan standar berbicara dengan Bahasa Indonesia setengah baku. Contoh nih, kami mau bicara “sebel banget deh sama si Agus” dalam bahasa sandi kami akan menjadi”sine binel sina mina sini ina ginus” sampai suatu saat, setelah berganti-ganti sandi, akhirnya muncul sandi paling heboh, dan aku serta sahabat-sahabatku menikmati sekali tatapan penuh kekaguman…eh…kebingungan temen-temen lain yang menyaksikan kami saling berbicara dalam bahasa sandi kami yg paling mutakhir itu. Masih dengan contoh kalimat yang sama “sebel banget deh sama si agus” dalam bahasa sandi mutakhir kami akan berbunyi “sesfer besfer les baiden springen esfer tes desfer hes saiden maiden sisfir aiden gusfur ses”. Hayooo…ada yang tau kuncinya nggak? Yang berhasil nebak kuncinya, aku kasih gelas cantik deh. :-P
Udah hampir 10 tahun ini (eh, atau lebih ya?) muncul bahasa gaul yang dipopulerkan oleh Debby Sahertian, ck ck ck…doi sampai menerbitkan kamusnya tuh. Untuk bahasa yang satu ini, jangankan untuk beli kamusnya, mempelajarinya aja udah males. Secara aku ibu RT yang sehari-hari bergaul dengan anaknya sendiri, PLRT di rumah, tukang sayur di pasar, masak sih harus bilang gini “mau kemandang?” waktu aku sedang bermain-main dengan Alita yang sok dandan kayak mau ke pesta pake aksesoris lengkap fake barbie. Plis dong ah, anak lagi menyerap banyak-banyak dari ibunya koq malah diajarin yang nggak baku? Atau bilang “alamak, maharaninya ini ikan” ke tukang ikan yang menawarkan harga diluar kewajaran. Bisa juling deh itu si tukang ikan. Eh…eh…eh *pake “e” pepet lho, sambil geleng-geleng kepala pula*…nggak banget kan ya? Tapi secara aku masih kontak intensif dengan sahabat sejak SMA, dan dia wanita gaul banget, jadi sedikit-sedikit aku tahu tentang si bahasa gaul ini. Nganeh-nganehin sih, tapi rasanya sangat mudah diartikan tuh, tinggal kita cermati konteks saat kata-kata aneh itu dikeluarkan.
Untuk aku yang memang hobi dengan segala macem sandi sejak SD (ceritanya kan Pramuka gitu lho), mungkin (mungkin lho) nggak terlalu susah untuk ngikutin bahasa gaul, tapi untuk orang yang kurang suka sandi-sandian pleus kurang gaul, untuk bahasa gaul yang paling sederhana sekalipun, akan susah mengartikan, walaupun kalau berdasarkan konteks, artinya sangat jelas. He he, masih agak anget nih, sempet terjadi salah paham dengan temen lama gara-gara aku nyebut “ember” untuk mengiyakan kalimat yang dia lontarkan, dimana ember tuh artinya emang. Weladalah…rupanya dia marah, dan aku baru tahu kalo dia marah ketika beberapa hari kemudian dia kontak aku dengan sms, sempet berdiskusi dikit tentang suatu hal dan dia melontarkan kata “ember” dengan tujuan menghina, berikut penegasan “kemaren dulu elo bilang ember ke gue waktu gue ngomong masalah ini, sekarang elo ngomong kayak gue juga, dasar elo ember!” Waw…rupanya kemaren dulu itu dia marah! Endingnya hepi koq, aku jelasin arti ember itu yang semula dia nyangka itu sejenis negative comment, kami sama-sama minta maaf.
Sejak itu aku berjanji untuk berusaha bicara sesuai umur, hihihi…umur segini ngomong masih kayak ABG, dan…ssstt…aku juga berdoa untuk temenku itu, semoga dia makin bisa bergaul *ngibrit….*

ngemil

Siapa bilang ngemil bikin gemuk?

Kalo IYA, syukurlah… Tapi kalo TIDAK, jenengan TIDAK BOLEH menyalahkan saya. Karena memang ungkapan tersebut bukan made in saya, tapi Josh Billing-lah yang bilang begitu. Sebagai catatan,beliau adalah seorang penulis humor dan dosen di Amerika Serikat sana. Terus apa hubungannya sama judul di atas?


Ngemil yukkk...Saya tertarik menulis postingan ini setelah membaca kolom kesehatan di Koran Jawa Pos hari ini. Di pojok kiri-atas halaman Evergreen, saya menemukan ungkapan tersebut. Dan di bawahnya, saya juga menemukan TIPS sehat yang memunculkan ide judul postingan di atas.

Jadi sekali lagi, jika jenengan gak setuju sama judul postingan ini, bukan salah saya. Biar lebih jelas lagi, coba deh lanjut bacanya… :)

Eko Dwi Martini DCN, ahli gizi RSUD dr Soetomo, mengatakan bahwa ngemil tidak sepenuhnya dilarang. Ngemil juga tidak menyebabkan gemuk asal tahu trik-triknya.
Mau tau apa aja trik yang disarankan?



1. Usahakan ngemil hanya 10-15% di antara total kalori yang dibutuhkan.


Jika total kebutuhan kalori seseorang dalam sehari adalah 2100, dia hanya boleh ngemil dengan kalori total sebesar 210-300 kalori. Jika dirupiahkan dikonversikan ke dalam keripik singkong, kalori segitu setara dengan 150 gram keripik singkong.
2. Manfaatkan sisa kalori setiap hari.


Umumnya, laki-laki atau perempuan dewasa (usia 20-40 tahun), membutuhkan asupan 2000 kalori perhari. Hitung saja kalori yang didapat dari makan 3x sehari sebesar 1700 kalori (500 kal+600kal+600kal), maka masih ada sisa 300 kalori yang kita butuhkan. Nah, 300 kalori itu kesempatan buat ngemil.


3. Setelah ngemil jangan menenggak minuman manis apalagi bersoda. Tujuannya biar kalori yang masuk tidak berlebihan. Pilihlah air putih atau air tawar.

4. Hindari ngemil makanan yang berlemak tinggi, seperti gorengan dan lemak babi.
Nah, bagaimana menurut jenengan?

Jika boleh saya menyimpulkan, ngemil itu sebenarnya bukan biang kegemukan loh. Kalo ada yang bilang ngemil bikin gemuk, perlu dilihat dulu gimana cara ngemilnya. Kalo keripik singkong sekilo habis dalam sekali Hap…, ya terang aja. Bukan ngemilnya yang bikin gemuk, tapi “rakusnya”-lah yang menjadi biang keroknya. He.he.

Hayo, ngemil yuk…

keripik singkong




Sambil baca-baca postingan saya, silakan keripik singkongnya di-incip-i. Biar gak kelebihan kalori, jenengan makannya jangan sekali hap… Diimit-imit biar lama habisnya… Okeh? :)

Tulisan ini sengaja saya buat sebagai PEMBELAAN atas tuduhan yang diarahkan pada saya.

Hal ini karena belakangan dinda bestari sempat protes karena kebiasaan ngemil saya. Dan semoga semua orang terdekat menyadari, “gejala kegemukan” yang saya alami 100% karena pikiran ayem dan tidur cukup. Bukan karena hobi ngemil saya itu….
Lagi pula, hidup hanya sekali. Dari pada ungkapan JOSH BILLING beneran menimpa kita, bukakah lebih baik menikmati “hobi” yang kita sukai? He.he.
(Mode NGELES ON).

RENANG

Awal renang di pertandingkan
Pada tahun 1896, Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang di pertandingkan di olimpiade untuk laki-laki dengan 100 meter dan 1500 meter dengan gaya bebas yang diadakan di kolam renang terbuka.
Segera setelah, olah raga renang memperoleh popularitas, renang gaya bebas lebih banyak dipertandingkan, diikuti oleh renang gaya punggung, kupu-kupu, dada, dan terakhir, individu berurutan.

Untuk berbagai alasan, perempuan dikeluarkan dari pertandingan renang  dalam beberapa Olimpiade awal. Pada 1896 dan sekali lagi pada 1906, perempuan tidak dapat berpartisipasi karena untuk pembangunan dari modern game, Baron Pierre de Coubertin, berpegangan kuat pada asumsi, yang menyatakan pada era Victoria, yaitu perempuan terlalu lemah untuk mengikuti sebuah pertandingan  olahraga yang kompetitif.
Kemudian pada saat pertandingan tahun 1912 perempuan membuktikan diri bahwa mereka bisa berkompetisi, yang kemudian di sah kan oleh International Olympic Committee

Olimpiade modern yang pertama  hanya mempertandingkan 4 gaya, tiga di antaranya gaya bebas. Olimpiade kedua di Paris pada tahun 1900 meliputi tiga pertandingan yang tidak biasa.
Salah satunya yaitu dengan ditambahkan tantangan, kemudian kedua yaitu ujian daya tahan tubuh di bawah kolam; serta yang ketiga adalah berenang sejauh 4.000 meter, pertandingan renang terpanjang dan terlama untuk selamanya. Kemudian tidak pernah terjadi lagi dari ketiga pertandingan diatas di gunakan dalam olahraga Olimpiade.

Dari empat pertandingan renang awal yang sederhana, Olimpiade kini telah berkembang menjadi 32 balapan renang, 16 untuk pria dan 16 untuk perempuan. Olimpiade khusus menyertakan pertandingan renang bagi para penyandang cacat dan 22 pertandingan untuk pria dan 22 untuk perempuan.

http://www.anneahira.com/olahraga/renang.htm

Hobi Nelfon

Selamat datang & terima kasih telah berkunjung. RocanTROnik adalah authorized dealer pulsa elektonik kartu prabayar, untuk semua produk operator telekomunikasi yang ada di indonesia. RocanTROnik menyediakan jenis dan denominal pulsa elektronik terlengkap dengan harga termurah. kami menawarkan penghasilan tambahan kepada siapapun, dan dimana pun, tidak menjadi hambatan untuk dapat bergabung bersama Layanan Isi ulang pulsa elektronik RocanTROnik dengan berbagai macam keuntungan. Selain murah kami juga selalu memberikan reward sebagai bentuk kepedulian kami terhadap semua mitra.


Untuk mendapatkan brosur lengkap rocantronik silakan email ke kami rocantronik@gmail.com atau klik HUBUNGI KAMI. Rocantronik akan selalu berusaha menjadi yang termurah.


ROCANTRONIK : PULSA MURAH, PULSA TRONIK MURAH, 1 CHIP ALL OPERATOR TERMURAH, TANPA PEMOTONGAN SALDO DEPOSIT.ROCANTRONIK FOR BLOGGERS : GO!! BLOGGING!!

Hobi SMS

JAKARTA- Pejabat yang merakyat dapat dihitung dengan jari. Salah satu yang “langka” itu adalah Kusmayanto Kadiman. Ia dikatakan merakyat, karena lelaki kelahiran Bandung, 1 Mei 1954, ini kerap menolak diperlakukan istimewa dengan prosedur protokoler. Maka begitu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menegristek) sejak 2004 silam, KK, begitu Kusmayanto akrab disapa, seringkali merasa risih kalau harus diistimewakan sebagai pejabat.

Suami dari Sri Sumarni ini memang sangat konsen terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak heran, ia sempat menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 2001-2004.
Gelar Ph.D-nya sendiri sukses disabet Kusmayanto dari Australian National University, Australia pada 1988 bidang System Engineering. Walau berdarah Jawa, lelaki yang senang mengenakan batik ini sangat fasih berbahasa Sunda karena memang lahir di Bandung dan sarjana Teknik Fisika ITB tahun 1977.
Sebelumnya, Kusmayanto adalah Sekretaris Rektor ITB Bandung Bidang Kerja Sama 1998-2000. Ayah tiga anak ini juga pendiri dan pelaksana harian Program Studi S-2 bidang Instrumentasi dan Kontrol Teknik Fisika ITB.
Karakternya yang membumi dan senang melemparkan canda bisa jadi adalah berkat ia pernah menjadi pengajar mata kuliah Ilmu dan Rekayasa Kontrol, ITB Bandung, sejak 1980. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Komputer PIKSI, Institut Teknologi Bandung.
Latar belakang inilah yang membuat Kusmayanto punya kepedulian khusus pada bidang Teknologi Informasi (TI), suatu hal yang jarang dimiliki oleh menteri lainnya. Sejak menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu, visinya terhadap Iptek Indonesia sangat jelas.
Ia tak lelah mengumandangkan program Indonesia Go Open Source (IGOS). Dengan program ini, penggunaan sistem operasi Open Source diharapkan segera tersosialisasi di seluruh Indonesia. Selain sebagai antisipasi pembajakan, gerakan ini juga sebagai kendaraan pemintar bangsa.
Kusmayanto juga punya obsesi positif mengenai TI. ”Kalau dulu BBM menjadi pemersatu bangsa, kini saatnya TI menjadi pemersatu bangsa,” ungkapnya saat mengundurkan diri dari jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan menyerahkannya kepada koleganya, Said Djuarsjah Jeni. Kepeduliannya terhadap TI ini dibuktikan juga dengan hobinya berkirim SMS dan aktif di milis.(mer)
http://www.ristek.go.id/makalah-menteri/index.php/2008/06/27/menteri-yang-hobi-sms-dan-aktif-di-milis/

Hobi Begadang

Hehe...Beberapa hari ini emang Silmi sedag hobi begadang...bukan dalam ragka dia ngefans sama uwak Haji lho ya! Setelah beberapa hari di saat summer begini dia begadang dengan tisur malem, beberapa hari ini dia bahkan baru bobo habis shubuh alias pagi2. Semaleman dia ga bobo, ga tau juga kenapa, baru beberpa hari ini sih. Sebenernya buat Ummu Silmi yg jagain, enak juga kalo dipikir, jadi malem2nya bisa buat ibadah such as tilawah or qiyamul lail. Tapi gimanapun juga tidur dengan pola tidak seperti biasanya juga bikin badan jadi ga enak. Apalagi ummu silmi lagi hamil gede begini, awal2 terasa sangat berat. Ayah Silmi sudah berusaha dengan berbagai cara megubah pola tidur dengan membanyakan aktivitas di waktu siang hari...tapi yach cuma sehari polanya balik lagi. Kita juga ga bisa nyalahin Silmi juga, gimana pun dia masih belum ngerti. Beberapa hari berlangsung seperti ini membuat Ummu silmi jadi ikutan pola tidrunya n jadi terbiasa. Waduh...yah diambil hikmahnya aja lah, minimal silmi jadi nemenin Ummu silmi menghidupkan malam-malam di sepuluh hari terakhir di bula Ramadhan ini. Semoga bisa semuanya bisa lebih cepat back to normal n lebih baik buat kami.

Makan



Gemar makan tidak selalu memberi efek negatif. Pengalaman Florin Subari adalah contohnya. Selain bobot tubuhnya yang tetap alias tidak bertambah, ia juga tidak merasa mengidap berbagai penyakit. Yang terjadi justru sebaliknya. Jebolan University of Wester Australia yang gemar menyantap pizza ini malah terinspirasi untuk membangun resto pizza sekembalinya ke tanah air.

Pizza, kini tidak lagi dianggap makanan asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Kondisi ini memberi peluang bagi Florin untuk mengenalkan Pizza Boutique, resto pizza besutannya. “Apalagi pizza kami masih bersifat original dan memiliki berbagai topping yang berbeda dari resto pizza yang telah lebih dulu ada. Disini juga tersedia dessert pizza. Selain itu, chef-nya pemenang award,” ungkap kelahiran Jakarta, 11 Juni 1985 ini setengah berpromosi.
Guna memanjakan para ‘maniak’ pizza, Florin akhirnya membuka dua outlet Pizza Boutique. Pada Juni 2007, outlet pertamanya bisa disambangi di kawasan Kebayoran Baru. Dua tahun kemudian ia hadir lagi di outlet keduanya di lokasi bergengsi, Plasa Indonesia. Selama dua tahun beroperasi, Florin mengaku tidak mengalami banyak  kendala dalam menjalankan bisnisnya. Kuncinya, “Karena jalinan hubungan antara saya dengan karyawan ibarat teamwork. Selain itu dengan pelayanan yang baik, hampir tidak pernah ada keluhan dari konsumen.,” kata ibu satu anak ini.

Keberhasilan Florin dalam mengelola Pizza Boutique, juga ditunjang dari pengalaman kerja yang diperoleh sebelumnya. Ia pernah bekerja sebagai operational manager di Subway, rangkaian rumah makan siap saji terbesar di dunia. “Jadi meski cuma sedikit ilmu yang saya serap, tapi cukup menjadi modal untuk mengoperasionalisasikan bisnis ini  Di sisi lain, chef-nya sering mengajak saya ke dapurnya, untuk belajar sedikit banyak tentang makanan. Selebihnya, learning by experience,” kata Florin, yang mendapat sokongan moral sepenuhnya dari sang suami. Sehingga, ia bersemangat untuk membuka cabang ketiga dalam waktu dekat ini.