Tentang statistik jumlah basin yg dieksplorasi tersebut, menurut Pak Andang Bachtiar ketika mempresentasikan ttg kegiatan explorasi migas di Indonesia beberapa waktu lalu, isinya menyatakan bahwa angka tersebut tidak (sangat sedikit) berubah selama beberapa dekade. Artinya tidak ada penambahan yang signifikan dalam usaha eksplorasi terhadap cekungan2 baru. Masalahnya memang tidak sederhana akrena menyangkut banyak hal termasuk insentif new basin exploration, katertutupan data, serta knowledge kita ttg basin2 yg belum dieksplorasi, dll. Usulan anda tentang "Peer Review" itu sangat bagus. Setiap perusahaan yg berdekatan tentunya sangat mungkin untuk saling membantu. Namun perlu kita ketahui juga bahwa setiap perusahaan memiliki hak untuk menutup diri karena menilai hal tersebut confidential (rahasia). Apalagi di jaman informasi seperti skrg ini, hampir setiap info dapat menjadi bahan menmbun kekuatan bagi pemiliknya --> "information is a power". Dengan demikian sangat tidak mudah menjadikan segalanya transparan, itu perlu disadari ! Azas ketertutupan data (closed file policy) masih berlaku di Indonesia. Sehingga masing2 perusahaan masih diperbolehkan mengunci data-data penting tersebut di "kotak wasiat"nya. Itulah sebabnya pemain-pemain baru sangat sulit untuk mendapat data-data kunci tersebut. Pemain-pemain sukses di Indonesia sejak dulu tidak banyak berubah. Menurut saya hal ini jelas karena kesulitan memperoleh data bagi pemain-pemain baru. Namun jangan kecil hati dulu. Banyak cara bagi kita utk sharing/berbagi informasi. Saya sebutkan dibawah paling tidak ada tiga cara. 1. Data trade. Salah satu cara dengan "data trade" tukar-menukar data, dan cara ini sangat diperbolehkan oleh migas. Cara ini sering dilakukan oleh pemain yg besebelahan. Namun bagi pemain baru tentunya tidak mudah. 2. Exploration forum Forum ini sudah lama dibentuk dimana explorationist di Indonesia saling bertukar informasi tentang kesuksesannya. Saya belum tahu apakah adayg sharing kegagalan, karena ini juga sama pentingnya supaya tidak masuk lubang dua kali. Biasanya forum ini berupa forum diskusi antar perusahaan yg beroperasi di Indonesia. Kalau tdk salah forum ini dulu difasilitasi oleh Petamina (cq. BPPKA). 3. Profesional Seminar Konvensi, seminar dan forum presentasi oleh organisasi profesi sering dipakai sebagai ajang untuk berbagi informasi. Seperi yg dilakukan IPA, IATMI, IAGI, HAGI dll. Namun tentunya masing-masing perusahaan akan mempermainkan kartunya, dengan strategi masing2. Tidak mungkin semua data dibuka, byak ! Mana mungkin anda membuka isi dompet anda kan ? Pastilah ada hal-hal sifatnya personal dalam diri kita, demikian juga ada hal-hal konfidensial dalam perusahaan. Cara lain perusahaan mengumpulkan data serta informasi masih banyak misalnya scout check, membeli saham/share, hingga membeli data di black market (ini yg disayangkan). secara pilosopis ... kita ini masih hidup di dunia materialis dengan cara interaksi berupa "trading economy" bukan "sharing economy". trading = tukar menukar sharing = berbagi Salam RDP On 9/8/05, sigit ari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Saya pernah membaca tentang Indonesia's basins and their exploration status > (after Sujanto,1997 and Sumantri and Sjahbuddin, 1994; dalam Overview of > Indonesia's oil and gas industry-Celebrating its 70th year of continuous > activity in Indonesia -Sclumberger). > > Dari tulisan tersebut diketahui bahwa : > Western Indonesia, terdapat 22 basins; Undrilled (13.6%), Producing (50.0%), > Discoveries (non-producing, 13.6%), Drilled (no discoveries, 22.7%) > > Eastern Indonesia, terdapat 38 basins, Undrilled (50.0%), Producing (7.9%), > Discoveries (non-producing, 15.8%), Drilled (no discoveries, 26.3%). > > Mungkin ada data terbaru yang saya belum ketahui, mohon saya dikoreksi. > Namun sebenarnya yang ingin saya ketengahkan adalah, adanya kenyataan bahwa > masih terdapat basin yang belum dieksplorasi, dan kemungkinan ditemukannya > basin-basin baru yang prospektif, walau dengan kondisi yang lebih kecil atau > lebih kompleks secara struktur, stratigrafi, dsb. > > Untuk teknologi dan teknikal, saya pikir sudah dalam arus besar yang tepat, > namun secara detail dan mungkin non-teknikal, ada beberapa yang ingin saya > tanyakan. > > Sebagai contoh, apabila ada suatu KPS yang akan melakukan pemboran eksplorasi > pada target tertentu dengan petroleum system, play concept tertentu, dsb.; > alangkah baiknya apabila, ada semacam misalkan "peer review" oleh KPS lain > yang daerahnya berbatasan dan apabila mungkin juga difasilitasi oleh instansi > yang terkait dan berwenang, yang diharapkan mempunyai kemiripan play system, > petroleum concept, dsb; yang ditujukan untuk lebih memaksimalkan dan > mempertinggi keyakinan dari hasil pemboran eksplorasi tersebut. > > Karena kalau saya melihat misal dari Scout Check yang diadakan secara berkala > (walaupun saya sendiri belum pernah ikut, saya mendapatkan hasil dari > reken-rekan yang pernah mengikutinya); kayaknya kok belum maksimal secara > teknikal dalam upaya saling mendukung kesuksesan hasil dari pemboran > eksplorasi. Atau memang Scout check tidak ditujukan untuk hal seperti itu ya? > > Apakah hal ini berkaitan dengan UU, peraturan, atau nilai pendapatan yang > akan diperoleh oleh masing-masing KPS, atau bagaimana? > > Bukankah oil dan gas yang dipunyai oleh negara Indonesia, alangkah bagusnya > kalo bisa dimaksimalkan hasilnya untuk kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri; > dengan melakukan suatu terobosan-terobosan yang lumayan significant untuk > saling men-sinergi-kan dan meng-komprehensif-kan suatu usaha-usaha yang tepat > antar KPS dan didukung oleh instansi terkait yang bisa menjadi semacam > fasilitator (didukung juga oleh peraturan tertulis, dsb); terarah, terkonsep, > dan kontinyu; untuk memaksimalkan hasil dari pemboran eksplorasi.
Selasa, 19 Januari 2010
Memaksimalkan hasil pemboran eksplorasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar